Header Ads Widget

Responsive Advertisement

JANGAN PERNAH KATAKAN IYA PADA PANDANGAN PERTAMA

PENGEMBANGAN DIRI


JANGAN PERNAH KATAKAN IYA PADA 

PANDANGAN PERTAMA

 


Apakah kamu bisa menilai sesuatu...apakah kamu bisa menyimpulkan apa yang kamu rasakan...ataukah kamu bisa mengartikan sesuatu yang baru bagimu, yang tabu bagimu...atau bahkan sesuatu yang telah lama mengikuti dan bersamamu. Semuanya diantara keduanya... bisa ya dan bisa tidak, bisa baik dan bisa buruk atau bahkan bisa diluar dugaanmu. Bisakah kamu meraba rasa yang tak pernah tergantikan, ataukah bisa kamu menyelami rasa siluman yang dapat berubah sesuai keingainan hati berkehendak…bisakah kamu menilai sesuatu yang jelas didepan mata dengan sebenar hati berbicara ataukah bisa kamu menilai sesuatu yang jauh desana, kabur hingga tak dapat diraba dengan cermat dan penuh pertimbangan diatas segala galanya…

 

Terkadang hitam belum tentu itu dasarnya...dan putih belum tentu kulit luarnya... kilau cahaya terang belum tentu sebuah kebaikan, bahkan mendung berawan belum tentu tanda hujan. Semua tak ada yang pasti...semua selalu dilihat dari sudut pandang yang satu, sudut pandang pertama yang selalu mengoda...yang terkadang indah, namun sering juga sebuah petaka. Dunia penuh tipu daya…mereka dapat menyerupai menjadi apa saja…kilau dan kelam dunia akan mengelabui telanjangnya mata dalam meraba…indra perasa menjadi galau dengan kilau sekejab dan lupa akan makna sebenarnya…terkadang dapat merubah segala pandang akan sebuah keindahan dunia…

 

Banyak kita lebih suka pada pandangan pertama...apalagi yang masih pemula...yang masih butuh sarana dan yang pasti bagi yang butuh cinta. Semuanya indah ketika ada...ada...ada..., ada harapan yang di tutupi dengan kabut empat musim semata, apalagi kalau tertutup dengan bulu mata sintetis yang dibuat dari bulu onta. Saat pertama adalah jurus sakti dalam menaklukannya, sangat sederhana dan bentuk gaya dan manis dalam tata bicara…tertipu dengan semua akan mengakiri indahnya dunia, namun itulah manis dan seninya…pandangan pertama seolah jurus pemula dan sombong akan diri sederhana…penakluk tak susah memutar cara dan hanya dengan berubah menjadi sempurna didepan raja semua selesai sekejab mata…

 

Sadarkah kamu dengan semua ini...pahamkah kamu dengan jalan dan liku hidup ini...mengertikah kamu arti setitik keringat yang membasahi pipi…ataukah kamu harus tuli agar bisa mendengar dengan bahasa hati...mungkin kamu harus menyepi dan kembali melihat diri, dirimu dan mereka yang ada dalam lingkungan sosialmu hari demi hari. Bisakah kamu sedikit mengalah dengan lemahnya hati…bisakah kamu sedikit mencoba melawan rasa gatal hati yang selalu memburu kesempurnaan cinta sejati…cobalah kembali melihat hati terdalam yang jauh dan kelam yang menolak setiap kesempatan…biasakanlah untuk terus bertahan dengan pikiran seberang yang akan menolak gaya mendadak akan kesempurnaan…

Jangan cepat untuk menilai...apalagi meminta untuk dinilai... jangan pernah menilai berdasarkan satu peristiwa, karena peristiwa kadang juga sandiwara...jangan juga lemah dan cepat goyah, karena mereka juga punya strategi seperti di liga-liga, dan yang pasti jangan cepat tergoda dengan kilauan dan tawaran indah, karena terkadang emas pun bisa dibuatkan tipu daya. Jangan terlalu memburu semua dengan kesempurnaan…belajarlah dengan sabra dan kembali ke pelukan ibu pertiwi yang akan memberikan ramuan pengganti…terimalah dan mengalahlah dengan desakan nafsu hati…

 

Semuanya akan ternilai ketika dia mulai menjadi raja...ternilai ketika diberi sumpah janji setia, ternilai ketika dia diberi cinta tiada dua...ternilai ketika dia diberi apa yang dipinta...ternilai ketika dia mulai memegang kuasa, ternilai ketika dia diberi pena dan yang pasti dia akan ternilai ketika diberi amanah pada sebuah kerja. 

 

By Ruei

 


Post a Comment

0 Comments